2 Raja-raja 4:10
4:10 Baiklah kita membuat sebuah kamar atas yang kecil yang berdinding batu, dan baiklah kita menaruh di sana baginya sebuah tempat tidur, sebuah meja, sebuah kursi dan sebuah kandil, maka apabila ia datang kepada kita, ia boleh masuk
ke sana."
Ayub 31:32
31:32 --malah orang asingpun tidak pernah bermalam di luar, pintuku kubuka bagi musafir!
--
Ayub 31:1
Sekali lagi Ayub mengaku tidak bersalah
31:1 "Aku telah menetapkan syarat bagi mataku
1 ,
masakan aku memperhatikan anak dara
2 ?
1 Timotius 3:2
3:2 Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat
3 ,
suami dari satu isteri,
dapat menahan diri,
bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan,
cakap mengajar
orang,
1 Timotius 5:10
5:10 dan yang terbukti telah melakukan pekerjaan
yang baik, seperti mengasuh anak, memberi tumpangan,
membasuh kaki
saudara-saudara seiman, menolong orang yang hidup dalam kesesakan
--pendeknya mereka yang telah menggunakan segala kesempatan untuk berbuat baik.
Ibrani 13:2
13:2 Jangan kamu lupa memberi tumpangan kepada orang,
sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya
telah menjamu malaikat-malaikat.
Ibrani 13:1
Nasihat dan doa selamat
13:1 Peliharalah kasih persaudaraan
4 !
1 Petrus 4:9
4:9 Berilah tumpangan
seorang akan yang lain dengan tidak bersungut-sungut.
1 Full Life: AKU TELAH MENETAPKAN SYARAT BAGI MATAKU.
Nas : Ayub 31:1-34
Di bagian ini Ayub meninjau integritas rohaninya yang teguh,
kesetiaannya pada Allah dan jalan-jalan-Nya, serta kebaikannya kepada orang
lain.
- 1) Pernyataan Ayub mengenai karya penebusan Allah di dalam dirinya
mencakup semua aspek kehidupan. Ayub berbicara tentang ketidaksalahannya
dalam hal dosa yang dilakukan di dalam hati, termasuk nafsu seksual dan
pikiran kotor (ayat Ayub 31:1-4), berdusta dan berbohong untuk
memperoleh untung (ayat Ayub 31:5-8), dan ketidaksetiaan dalam
perkawinan (ayat Ayub 31:9-12). Dia menyatakan perlakuannya yang adil
terhadap anak buahnya (ayat Ayub 31:13-15) dan perhatiannya terhadap
yang miskin dan melarat (ayat Ayub 31:16-23). Ia bersikeras bahwa
dirinya bebas dari keserakahan (ayat Ayub 31:24-25), penyembahan
berhala (ayat Ayub 31:26-28), balas dendam (ayat Ayub 31:29-32),
dan kemunafikan (ayat Ayub 31:33-34).
- 2) Tabiat moral dan kemurnian hati dan hidup yang diuraikan di sini
merupakan contoh yang baik bagi setiap orang percaya. Hidup saleh yang
dijalankan Ayub pada zaman pra-perjanjian baru dapat dialami dengan
berkelimpahan oleh semua orang percaya di dalam Kristus, melalui kuasa
penyelamatan dari kematian dan kebangkitan-Nya (Rom 8:1-17;
Gal 2:20).
2 Full Life: MASAKAN AKU MEMPERHATIKAN ANAK DARA?
Nas : Ayub 31:1
(versi Inggris NIV -- memandang anak dara dengan bernafsu) Ayub
menganut standar kekudusan batiniah yang kemudian dirumuskan oleh Kristus
dalam Khotbah di Bukit (Mat 5:28). Ayub mengikat perjanjian dengan
matanya untuk mengelakkan keinginan penuh gairah yang datang dari memandang
seorang gadis cantik (bd. Kej 3:6; Bil 15:39). Ayub sadar bahwa cara
hidup sensual tidak berkenan kepada Tuhannya dan akan merisaukan hidup
Allah di dalam jiwanya (ayat Ayub 31:2-4).
3 Full Life: SEORANG YANG TAK BERCACAT.
Nas : 1Tim 3:2
Seorang calon penilik jemaat harus "tak bercacat" (Yun.
_anepilemptos_, secara harfiah berarti "bukan untuk dipegang"). Hal ini
berhubungan dengan perilaku yang sudah terbukti benar, yang tak bercacat
dalam kehidupan pernikahan, rumah tangga, sosial, dan usaha. Seorang
penilik jemaat sebaiknya jangan sampai dituntut telah melakukan kemesuman
atau perbuatan yang tidak senonoh. Sebaliknya, dia harus mempunyai reputasi
tidak bercela di hadapan orang yang di dalam dan di luar gereja
(lihat cat. --> 1Tim 3:7),
[atau ref. 1Tim 3:7]
karena kehidupan Kristennya tidak dirusaki oleh dosa atau kemesuman karena
kebiasaan atau kebetulan. Dengan demikian ia dapat menjadi teladan yang
akan diikuti oleh semua
(lihat cat. --> 1Tim 4:12).
[atau ref. 1Tim 4:12]
4 Full Life: PELIHARALAH KASIH PERSAUDARAAN.
Nas : Ibr 13:1
Di dalam gereja PB orang-orang percaya memandang dan menyapa satu
sama lain sebagai saudara-saudara seiman di dalam Kristus (bd.
1Tes 4:9-10; 1Pet 1:22; 2Pet 1:7). Persaudaraan Kristen merupakan
akibat dari hubungan bersama dengan Bapa dan Putra tunggal-Nya
(Ibr 1:2). Pada waktu kita mengambil bagian dalam kasih karunia
Kristus, kita semua menjadi anak-anak bersama Dia dan ahli waris bersama
dari berkat-berkat Bapa (Ibr 1:2; Yoh 1:12-13; Rom 8:14-17; Ef 1:5-7).
Sebagai akibat persaudaraan ini, kita diajarkan oleh Bapa untuk saling
mengasihi (1Tes 4:9; 1Yoh 4:11;
lihat cat. --> Yoh 13:34;
lihat cat. --> Yoh 13:35).
[atau ref. Yoh 13:34-35]